Saturday, June 11, 2016

Introspeksi ...

Dulu, aku sangat kagum pada orang yang cerdas, kaya dan berhasil dalam karir. Hidup sukses dan hebat dalam dunianya.
Sekarang, aku memilih untuk mengganti kriteria kekagumanku. Aku kagum dengan orang yang hebat di mata Allah. Sekalipun kadang penampilannya begitu biasa dan bersahaja.

Dulu, aku memilih marah ketika merasa harga diriku dijatuhkan oleh orang lain yang berlaku kasar padaku dan menyakitiku dengan kalimat-kalimat sindiran.
Sekarang, aku memilih untuk banyak bersabar dan memaafkan. Karena aku yakin ada hikmah lain yang datang dari mereka ketika aku mampu memaafkan dan bersabar.

Dulu, aku memilih mengejar dunia dan memupuk harta. Ternyata aku sadari kebutuhanku hanyalah makan dan minum untuk hari ini.
Sekarang, aku memilih bersyukur dengan apa yang ada dan memikirkan bagaimana aku bisa mengisi waktuku hari ini, dengan apa yang bisa aku lakukan dan bermanfaat untuk Agama dan sesamaku.

Dulu, aku berpikir bahwa aku bisa membahagiakan orang tua, saudara dan teman-temanku jika aku berhasil dengan duniaku. Ternyata yang membuat mereka bahagia bukan itu, melainkan ucapan, sikap, tingkah dan sapaanku kepada mereka.
Sekarang, aku memilih untuk membuat rencana-rencana dahsyat untuk duniaku. Ternyata aku menjumpai teman-teman dan saudaraku begitu cepat menghadap kepada-Nya.

Tidak ada yang bisa memberikan jaminan bahwa aku bisa menghirup nafas esok hari. Jadi, apabila hari ini dan hari esok aku masih hidup, itu adalah karena kehendak-Nya semata.

Monday, April 20, 2015

Does Having a Good Cry Help ?

At no time in history has so large a proportion of humanity rated love so highly, thought about it so much, or displayed such an insatiable appetite for it - Morton Hunt (1959)
James Pennebaker's research suggests that at times it is helpful to feel bad briefly in order to feel good. Could it then be true that having a good cry is an effective stress reducer? The research on crying is always a good stress reliever. Not everyone seems to benefit from crying. Part of the reason is that there are a number of crying styles and a number of reasons for crying.

For instance, srying can be used as a coping mechanism to help deal with negative emotions, it can be used in order to manipulate others, or it can even be a response to very happy events such as weddings. Studies have found that only people who are extroverted and emotionally stable often find relief and experience an increase in positive feelings after crying. In contrast, people who score high to use weeping as a coping style but may not experience significant relief from crying. Apparently, "having a good cry" is not universally helpful.

Finally, crying may also be generalized response to powerful emotions - regardless if they are negative or positive. Being more open to aesthetic experiences and being deeply moved by works of art is related to the frequency of crying. Similarly, Anderson (1996) looked at a phenomenon termed "transformative weeping". This type of crying occurs in response to profound spiritual experiences. In this instance, it is weeping for joy.

Saturday, February 28, 2015

Teruntuk Seorang Wanita

Bagaimanapun juga, mengucapkan terimakasih adalah hal yang paling ingin aku lakukan didepanmu
Kehadiranmu menghentak, menyadarkan aku artinya cinta yang salah... cinta yang dipaksakan...
Kehadiranmu menyehatkan kembali akal pikirku yang hampir gila
dan, yang paling mengagumkan adalah memberi celah udara didadaku yang selama ini terasa sesak

Tidak...
Aku tidak menganggapmu seseorang yang buruk
Melainkan penyelamat bagi jiwa ku yang hampir mati

Aku berikan apa yang ku punya, 
Aku berikan apa yang kamu butuhkan
Dia yang tak pantas ada dihidupku

Nikmatilah hidup bersamanya
Nikmatilah bahagia bersamanya
Berjanjilah ketika seseorang memintanya darimu suatu saat nanti, saat itu adalah giliran mu untuk belajar mengikhlaskan

Terimakasih membukakan jalanku mendapatkan kebahagiaan
Salam bahagia,

Wednesday, April 16, 2014

Cinta Yang Tersembunyi

Kenapa kita menutup mata ketika kita tidur?
Ketika kita menangis?
Ketika kita membayangkan?
Ini karena hal terindah didunia tidak terlihat.

Ketika kita menemukan seseorang yang keunikannya sejalan dengan kita, kita bergabung dengannya dan jatuh ke dalam suatu keanehan serupa yang dinamakan cinta.
Ada hal-hal yang tidak ingin kita lepaskan, seseorang yang yang tidak ingin kita tinggalkan.
Tapi melepaskan bukan akhir dari dunia. Melainkan awal suatu kehidupan baru.
Kebahagiaan ada untuk mereka yang menangis, mereka yang tersakiti, mereka yang telah dan tengah mencari, dan mereka yang telah mencoba. Karena merekalah yang bisa menghargai betapa pentingnya orang yang telah menyentuh kehidupan mereka.

Cinta yang sebenarnya adalah ketika kamu menitikan air mata dan masih peduli terhadapnya, adalah ketika dia tidak mempedulikanmu dan kamu masih menunggunya dengan setia.
Adalah ketika dia mulai mencintai orang lain dan kamu masih bisa tersenyum dan berkata "Aku turut bahagia untukmu"

Apabila cinta tidak bertemu, bebaskan dirimu, biarkan hatimu kembali ke alam bebas lagi.
Kamu mungkin menyadari, bahwa kamu menemukan cinta dan kehilangannya, tetapi ketika cinta itu mati kamu tidak perlu mati bersama cinta itu.

Orang yang bahagia bukanlah mereka yang selalu mendapatkan keinginannya, melainkan mereka yang tetap bangkit ketika mereka jatuh. Entah bagaimana dalam perjalanan kehidupan, kamu belajar lebih banyak tentang dirimu sendiri dan menyadari bahwa penyesalan tak seharusnya ada, cintamu akan tetap dihatimu. Sebagai penghargaan abadi atas pilihan-pilihan hidup yang telah kau buat.

Teman sejati, mengerti ketika kamu berkata "Aku lupa..."
Menunggu selamanya ketika kamu berkata "Tunggu sebentar..."
Tetap tinggal ketika kamu berkata "Tinggalkan aku sendiri..."
Membuka pintu meski kamu belum mengetuk dan belum berkata "Bolehkah saya masuk?"

Mencintai juga bukanlah bagaimana kamu melupakan dia, bila ia berbuat kesalahan, melainkan bagaimana kamu memaafkan.
Bukanlah bagaimana kamu mendengarkan, melainkan bagaimana kamu mengerti.
Bukanlah apa yang kamu lihat, melainkan apa yang kamu rasa.
Bukanlah bagaimana kamu melepaskan, melainkan bagaimana kamu bertahan.

Lebih menyakitkan menangis dalam hati daripada menangis tersedu-sedu atau mengadu, air mata yang keluar dapat dihapus, sementara air mata yang tersembunyi menggoreskan luka di hatimu yang tidak akan pernah hilang. Sayang,.. dalam cinta kita sangat jarang peduli, tapi ketika cinta itu tulus, meskipun kau acuhkan, cinta tetap mulai, dan kamu seharusnya berbahagia, hatimu dapat mencintai seseorang yang kamu sayang.

Mungkin akan tiba saatnya dimana kamu harus berhenti mencintai seseorang, bukan karena orang itu berhenti mencintai kita. Melainkan karena kita menyeadari bahwa orang itu akan lebih berbahagia apabila kita melepasnya.
Namun, bilapun kamu benar-benar mencintai seseorang, jangan lepaskan dia. Bila dia tidak membalasmu, barangkali dia tengah ragu dan mencari, jangan percaya bahwa melepaskan berarti kamu benar-benar mencintai tanpa suatu balasan.

Kadangkala, orang yang paling mencintaimu adalah orang yang tak pernah menyatakan cinta padamu, karena takut kamu berpaling dan memberi jarak dan bila suatu saat ia pergi, kamu akan menyadari ia adalah cinta yang tidak kamu sadari.

Finally

Alhamdulillah, pada 8 April 2014 kemarin tepat dimana saya resmi menyelesaikan pendidikan jenjang magister saya setelah setahun berkutat dengan mata kuliah, tugas dan tesis. Saya mengambil konsentrasi dibidang Psikologi Industri dan Organisasi. Tidak ada kata selain subhanallah, alhamdulillah yang mampu menggambarkan isi hati saya. Perjalanan berat, melelahkan, menguras tenaga dan pikiran sudah terlewati. Di usia saya yang ke 22, sebagian orang tidak menyangka dengan postur tubuh yang kecil bahkan masih menganggap saya adalah anak SMA, pada akhirnya menggapai gelar ini.
Ini semua tidak berjalan dengan sendirinya, semua berkat kerja keras, doa, semangat, baik dari diri sendiri terlebih dari orang-orang terdekat. Saya diberkahi Allah memiliki mereka yang tiada henti memberikan dukungan yang sangat besar, terutama orang tua saya.
Apa arti kebahagiaan untuk saya, ialah menyunggingkan senyum di bibir orang tua saya kala saya kabarkan saya lulus sidang tesis tanggal 13 Maret 2014 lalu. Pada saat itu ayah saya yang menemani saya sidang. Saya berhutang padanya untuk memberikan kabar bahagia pada saat itu, dan akhirnya, beliau memeluk saya dan berkata “anak ayah pinter, selamat nak” alhamdulillah. Saya pun segera mengabari mama dan tanggapannya lebih santai “mama sudah yakin kamu lulus, mama tidak kaget” spechless! 
Rela tak tidur, rela punggung keram, rela berkantung mata, rela menyendiri di perpustakaan, terbayar sudah. Terimakasih Allah, Terimakasih ayah dan mama, Terimakasih sahabat semuanya. Ini indah, 
Satu pencapaian dilalui, menuntut banyak pencapaian lain yang akan di lalui. Bismillah…


8 April 2014, Balai Sidang Jakarta Convention Center 
 Teman sedari awal saya menjejakan kaki di universitas
 Bunga dan boneka dari orang tua dan sahabat, I love you

Bermimpilah setinggi tingginya, Lambungkan harapan setinggi tingginya.

Manakala tuhan mengabulkannya, rendah hati lah…

Tuesday, July 3, 2012

Ketika Aku Jatuh Cinta

Ketika aku jatuh cinta, bibir tak dapat lagi berucap kata, hanya membisu dan aku membiarkan hatiku yang berbicara. Ketika aku jatuh cinta, langkah ini tak lagi terasa sendiri bahkan seorang diripun seolah aku selalu mengingatnya. Ketika aku jatuh cinta, racun seketika menjadi susu yang menawarkan segala luka. Ketika aku jatuh cinta, bicaraku tak lagi sendu, bicaraku tak lagi sepi, bicaraku syandu, menyairkan dendang kedamaian dihati pendengarnya. Ketika aku jatuh cinta, matahari takkan pernah redup sinarnya. Ketika aku jatuh cinta, bait dan kata kurangkai untuk memujinya. Ketika aku jatuh cinta, tak pernah merasa lelah untuk selalu menyebutkan namanya. Ketika itu lah, aku Mencintaimu Ya Allah... dekatkan aku untuk selalu mencintaimu...
Promphet Muhammad said : "Read surah Al- Baqarah, for verily grasping it is a blessing, abandoning it is a deterrent, and magicians cannot bear it" (reported by Muslim)